Autobiografi awulia ramadani

 AUTOBIOGRAFI AWULIA RAMADANI 





Nama saya Awulia Ramadani,biasa dipanggil awul.Saya lahir di Camba,09 September 2006,anak dari pasangan suami istri Burhan dan Habiba.Ayah saya adalah seorang petani dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga(IRT).Sejak kecil saya dibesarkan oleh nenek, karena kedua orang tuaku harus merantau untuk mencari nafkah dan masa depan yang lebih baik. Walau tidak selalu bersama orang tua, kasih sayang mereka tetap hadir dalam hidupku melalui doa, perhatian, dan semangat yang mereka berikan dari jauh. Nenekku menjadi sosok yang sangat berarti, pengganti orang tua yang selalu mendidik, membimbing, dan memberikan kasih sayang tanpa batas.

Ketika berusia 5 tahun saya mulai pendidikan dibangku TK raodah tuljannah,kemudian  melanjutkan sekolah di SDN 47 kajuara diusia  7 tahun sampai usia 12 tahun,setelah itu saya melanjutkan ke sekolah SMP 34 satu atap kajuara dan lulus pada usia 16 tahun,lalu melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Maros hingga umur 18 tahun.

aku memiliki hobi bermain Voli bagi saya, voli bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga wadah untuk belajar kerja sama, sportivitas, dan semangat pantang menyerah,saya sudah tertarik dengan voli sejak SD, hampir setiap hari saya bersama teman teman selalu bermain,di bangku SMP saya sudah mulai mengikuti lomba seperti lomba pas 17an dan lomba yang diadakan dikampung.Setelah SMA saya mengikuti PORKAB yang diadakan dimaros.Disetiap lomba yang saya ikuti banyak pengalaman yang berkesan yang saya dapat. 

Hidup jauh dari orang tua sejak kecil tentu bukan hal yang mudah. Ada rasa rindu yang sering hadir, tetapi aku belajar untuk kuat dan mandiri. Tinggal bersama nenek membuatku semakin menghargai arti keluarga, kasih sayang, dan perjuangan orang tua yang bekerja keras demi anak-anaknya. Pengalaman inilah yang membentukku menjadi pribadi yang lebih tabah, mandiri, dan penuh rasa syukur.

Saya percaya bahwa setiap orang punya jalannya masing-masing. Walaupun jalanku penuh rindu dan perjuangan, aku selalu berpegang pada motto:

“Kesabaran dan doa adalah kunci untuk melewati segala ujian. Aku yakin, setiap air mata akan berbuah manis jika kita tidak berhenti berusaha dan percaya pada takdir Allah.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi K.H Abdul Wahid Hasyim